
Untuk
melihat "prosepek properti " suatu saat secara makro adalah dgn melihat
tren suku bunga SBI (sertifikat bank Indonesia). Ketika suku bunga
rendah >>>> artinya itu saat properti sdg baik2 nya, karena
ketika suku bunga rendah, baik kredit konstruk bagi developer dan KPR
bagi end user akan sangat mudah terserap dah sebaliknya.
Kalo
pak Hartono tanya suatu properti dinilai oleh seorang penjual 700jt,
itu mahal atau tidak? Kita tidak bisa tebak2 an ala Mama Lorens
(hehehehe). Tapi harus ada sedikit itung2-an ala perusahan appraisal.
Ada beberapa point yg harus dinilai, setidaknya ada 3 hal utama yaitu :
1. Luas
tanah , luas nya brp dikalikan harga pasaran yg berlaku << bukan
NJOP, dan untuk bisa tahu harga pasaran berapa, memang kalau sudah
involved di bisnis properti beberapa tahun pasti bisa. Namun kalo lom
tau, bisa tanya2 ke pemain properti atau broker yg anda percaya.
2. Bangunan, cara ngitungnya adalah luas bangunan x harga bangunan kalo dibangun SAAT ini x depresiasi
Depresiasi
biasanya ada penurunan 5% tiap tahun. Jadi misal dah 4 thn berarti
turuh 20% jadi , nilainya tinggal 80% ..dikalikan...harga kalo membangun
SAAT INI (bukan harga bangun saat itu).
3. Premium
Value, misal sekali lagi ada 2 ruko yg bersebelahan misal 3 lantai
kondisi sama persis, yg A adalah milik seseorang yg gak dikenal, misal
si Budi, sedangkan yg B milik Katon Bagaskara misalnya. Yg B itu mau
tidak mau akan bisa "dijual" lebih mahal. ). Contoh lain, ada 2 ruko yg
dibangun oleh developer yg sama dgn tipe yg sama persis, yg 1 di
kompleks perumahan deket rumah2 aja, yg 1 lagi di deket sekolahan, nah
pasti kan yg deket sekolahan itu harganya pasti lebih mahal.
Kebanyakn
orang menilai VALUE = PRICE = harga = nilai dll, itu masi kurang
mengena. Yg paling penting adalah pemahaman bahwa value memiliki suatu
"persamaan" yaitu : VALUE = Total GET dibagi Total PRICE. Misal kita
ingin produk anda VALUE nya tinggi maka ada pilihan total GET = manfaat
nya diperbanyak sebanyak mungkin. Atau manfaat nya biasa2 aja, namun
PRICE nya dipangkas habis. Kita akan bias bermain di 4 kuadran value :
1. Hi Get - Hi price = premium value >> barang2 mewah dan branded kaya LV, Versace, Ferrari dll.
2. Hi Get - Low price = budget value >>> barang2 terjangkau , kaya tiket airasia, sabun mandi lux dll
3. Lo Get - Low price = mass product = RSH , rumah sederhana sehat dll
4. Lo
Get - Hi Price = suicide product, dah harganya tinggi barang nya jelek,
seperti kalo di properti lahanyg kurang strategis tp di bangun
apartement mewah.
Terutama
kalo di property, sampe terutama beli yg salah "lokasi" karena di
properti ada 3 urutan utama yg harus di perhatikan dalam memilih :
1. Lokasi
2. Lokasi
3. Lokasi
0 comments:
Post a Comment